Sabtu, 17 Maret 2012

Artikel Kimia

Artikel Kimia


Persyaratan air bersih secara fisik,kimia,dan mikrobiologi

Posted: 17 Mar 2012 08:38 AM PDT

Persyaratan air bersih secara fisik,kimia,dan mikrobiologi

1. Syarat fisik, antara lain:
a. Air harus bersih dan tidak keruh
b. Tidak berwarna apapun
c. Tidak berasa apapun
d. Tidak berbau apaun
e. Suhu antara 10-25 C (sejuk)
f. Tidak meninggalkan endapan

2. Syarat kimiawi, antara lain:

a. Tidak mengandung bahan kimiawi yang mengandung racun
b. Tidak mengandung zat-zat kimiawi yang berlebihan
c. Cukup yodium
d. pH air antara 6,5 – 9,2

3. Syarat mikrobiologi, antara lain:
Tidak mengandung kuman-kuman penyakit seperti disentri, tipus, kolera, dan bakteri patogen penyebab penyakit.

Seperti kita ketahui jika standar mutu air sudah diatas standar atau sesuai dengan standar tersebut maka yang terjadi adalah akan menentukan besar kecilnya investasi dalam pengadaan air bersih tersebut, baik instalasi penjernihan air dan biaya operasi serta pemeliharaannya. Sehingga semakin jelek kualitas air semakin berat beban masyarakat untuk membayar harga jual air bersih. Dalam penyediaan air bersih yang layak untuk dikonsumsi oleh masyarakat banyak mengutip Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 173/Men.Kes/Per/VII/1977, penyediaan air harus memenuhi kuantitas dan kualitas, yaitu:

a. Aman dan higienis.
b. Baik dan layak minum.
c. Tersedia dalam jumlah yang cukup.
d. Harganya relatif murah atau terjangkau oleh sebagian besar masyarakat

Parameter yang ada digunakan untuk metode dalam proses perlakuan, operasi dan biaya. Parameter air yang penting ialah parameter fisik, kimia, biologis dan radiologis yaitu sebagai berikut:

Parameter Air Bersih secara Fisika
1. Kekeruhan
2. Warna
3. Rasa & bau
4. Endapan
5. Temperatur

Parameter Air Bersih secara Kimia
1. Organik, antara lain: karbohidrat, minyak/ lemak/gemuk, pestisida, fenol, protein, deterjen, dll.
2. Anorganik, antara lain: kesadahan, klorida, logam berat, nitrogen, pH, fosfor,belerang, bahan-bahan beracun.
3. Gas-gas, antara lain: hidrogen sulfida, metan, oksigen.

Parameter Air Bersih secara Biologi
1. Bakteri
2. Binatang
3. Tumbuh-tumbuhan
4. Protista
5. Virus

Parameter Air Bersih secara Radiologi
1. Konduktivitas atau daya hantar
2. Pesistivitas
3. PTT atau TDS (Kemampuan air bersih untuk menghantarkan arus listrik)

disusun oleh:
Anitha Setiady & Tika Nurmayanti Farmasi A – UNISBA

Persyaratan air bersih secara fisik,kimia,dan mikrobiologi

Apakah yang dimaksud Kaidah Hund

Posted: 17 Mar 2012 03:05 AM PDT

Untuk menyatakan distribusi elektron-elektron pada orbital-orbital dalam suatu subkulit, konfigurasi elektron dapat dituliskan dalam bentuk diagram orbital. Suatu orbital dilambangkan dengan strip, sedangkan dua elektron yang menghuni satu orbital dilambangkan dengan dua anak panah yang berlawanan arah. Jika orbital hanya mengandung satu elektron, anak panah dituliskan mengarah ke atas.

Dalam kaidah Hund, dikemukakan oleh Friedrich Hund (1894 – 1968) pada tahun 1930, disebutkan bahwa elektron-elektron dalam orbital-orbital suatu subkulit cenderung untuk tidak berpasangan. Elektron-elektron baru berpasangan apabila pada subkulit itu sudah tidak ada lagi orbital kosong.

Artikel Basa

Posted: 16 Mar 2012 08:31 PM PDT

Artikel Basa

Secara kimia, kita dapat mengidentifikasikan basa sebagai senyawa yang menghasilkan ion hidroksida (OH-) ketika larut dalam pelarut air. Perhatikanlah bahwa rumus senyawa basa selalu memiliki gugus OH (kecuali untuk ammonium hidroksida). Adanya gugus OH inilah yang menyebabkan senyawa sabun basa memiliki sifat – sifat khas sebagai suatu basa.

1. Sifat Basa
Seperti halnya asam, basa pun memiliki beberapa sifat yang dapat kita gunakan untuk pengidentifikasian. Beberapa sifat basa berikut ini.

a. Pahit dan Terasa Licin di Kulit
Rasa licin pada sabun disebabkan oleh basa yang terdapat pada sabun tersebut. Basa pembuat sabun adalah natrium hidroksida. Selain terasa licin, basa pun memiliki rasa yang pahit. Basa kuat dapat menyebabkan kulit teriritasi dan terbakar.

b. Mengubah Warna Indikator
Seperti halnya asam, larutan basa pun akan bereaksi dengan indikator sehingga dapat mengubah warna indiator tersebut. Basa akan mengubah warna kertas lakmus merah menjadi biru, sedangkan lakmus biru akan tetap berwarna biru.
c. Menghantarkan Arus Listrik
Seperti halnya asam, senyawa basa pun merupakan penghantar listrik yang baik, khususnya basa kuat. Basa kuat mudah terionisasi dalam air.
d. Menetralkan Sifat Asam
Salah satu sifat basa adalah meniadakan atau menghilangkan sifat suatu asam yang direaksikan dengan basa tersebut. Asam yang kita miliki akan berkurang sifat keasamannya, bahkan dapat berubah menjadi tidak asam. Apabila basa direaksikan dengan asam, maka akan membentuk garam dan air. Reaksi itu disebut dengan reaksi penetralan (netralisasi). Sebagai contohnya adalah kalsium hidroksida direaksikan
dengan asam sulfat akan membentuk kalsium sulfat dan air.

Reaksi :
Kalsium Hidroksida + Asam Sulfat Kalsium Sulfat + Air
Ca(OH)2 (aq) + H2SO4 (aq) CaSO4 (aq) + 2H2O (l)
Selain itu contoh lain tanah gambut sebelum ditanami terlebih dahulu diberi kapur. Kapur merupakan salah satu contoh dari basa yang dapat mengurangi tingkat keasaman tanah. Tablet obat sakit mag terbuat dari basa magnesium hidroksida, ini dikarenakan konsentrasi asam lambung yang terlalu tinggi dapat dikurangi dengan memakan obat sakit mag. Jadi, pada dasarnya konsentrasi asam pada suatu zat
dapat kita kurangi dengan cara menambahkan suatu basa ke dalamnya.
Selain karena kemampuan basa yang dapat menetralkan asam, basa pun memiliki kemampuan untuk melarutkan minyak dan debu sehingga basa digunakan untuk berbagai keperluan. Sebagai contoh, pembersih alat dapur yang ada di pasaran mengandung natrium hidroksida yang berfungsi membersihkan noda minyak atau mentega. Pembersih lantai mengandung ammonia yang dapat membersihkan
debu.

2. Kekuatan Basa
Seperti halnya asam, basa pun dapat dibagi menjadi basa lemah dan basa kuat. Kekuatan basa sangat bergantung pada kemampuan basa tersebut melepaskan ion OH- dalam larutan dan konsentrasi larutan basa tersebut. Basa kuat bersifat korosif. Contoh senyawa yang tergolong basa kuat adalah natrium hidroksida (NaOH), kalium hidroksida (KOH), dan kalsium hidroksida (Ca(OH)2), sedangkan ammonia (NH3) tergolong sebagai
basa lemah. Kaustik merupakan istilah yang digunakan untuk basa kuat.

3. Peranan Basa dalam Kehidupan
Basa dapat dengan mudah kita temukan, baik itu di rumah maupun di industri. Ketika kita membuat rumah, kita menggunakan semen. Semen dibuat dari basa kalsium hidroksida. Basa pun dapat kita temukan pada aneka bahan pembersih dan ketika membuat kue. Pada saat membuat kue, kita sering menambahkan baking soda agar kue yang kita buat mengembang. Baking soda merupakan suatu basa.

C. Sifat Keasaman dan Kebasaan suatu Zat
Apabila kita memiliki beberapa zat dan kita tidak mengetahui zat tersebut termasuk asam atau basa, selain dari tes organoleptis yaitu dari rasa, warna, bau, bentuk, tes pirolisis (pemijaran) dapat juga mengetahuinya dari skala pH nya. Skala pH (power of hydrogen) berkisar dari 10 sampai 14. Nilai 7 menunjukkan suatu zat bersifat netral (tidak asam-tidak basa). Suatu asam memiliki nilai pH yang lebih kecil dari 7. Semakin nilai pH mendekati angka 0, maka tingkat keasamannya semakin kuat, sedangkan jika nilai pH suatu zat mendekati 7, maka tingkat keasamannya semakin lemah (berkurang). Senyawa basa memiliki nilai pH yang lebih besar dari 7. Semakin nilai pH mendekati nilai 14, tingkat kebasaannya semakin kuat.

Artikel Basa

Prosedur Praktikum Uji Protein Untuk SMA

Posted: 16 Mar 2012 03:21 PM PDT

Prosedur Praktikum Uji Protein Untuk SMA

Tujuan :

  1. Mengetahui adanya ikatan peptida dalam protein dengan tes biuret.
  2. Mengetahui adanya inti benzena dengan uji Xanthoproteat.
  3. Mengetahui adanya ikatan belerang (S) dengan uji Timbal asetat.

Alat dan Bahan :

Alat dan Bahan
Gelas kimia Agar-agar
Pipet tetes Gelatin
Tabung reaksi Kapas
Penjepit tabung Larutan Tembaga (II) asetat 1% (CuSO4)
Kaki 3 dan kasa Larutan Natrium hidroksida 6 M (NaOH)
Spatula kaca Larutan Natrium hidroksida 3 M (NaOH)
Gelas Ukur Larutan Timbal (II) asetat {Pb (CH3COO)2}
Susu Larutan CH3COOH 3 M

Cara Kerja :

  1. Uji biuret

Jika positif (+) akan berwarna ungu.

  • Masukkan 1 ml putih telur ke dalam tabung reaksi. Tambahkan ± 2-3 tetes CuSO4. Kemudian masukkan 1 ml NaOH 0,1 M. amati perubahan yang terjadi.
  • Ulangi cara kerja tersebut menggunakan susu, gelatin, agar-agar, dan kapas. Bila ada yang tidak larut setelah ditambahkan NaOH, panaskan dahulu beberapa menit hingga semua larut, lalu dinginkan.
  1. Tes Xanthoproteat

Untuk mendeteksi ada tidaknya inti benzena.

Jika positif (+) berwarna kuning jingga.

  • Masukkan 1 ml putih telur ke dalam tabung reaksi. Tambahkan 2 tetes HNO3 pekat, panaskan selama ± 2 menit. Kemudian dinginkan, setelah dingin masukkan NaOH 6 M tetes demi tetes hingga berlebih. Amati perubahan yang terjadi.
  • Ulangi cara kerja tersebut dengan menggunakan susu, gelatin, agar-agar, dan kapas.
  1. Uji Timbal asetat

Untuk menguji ada tidaknya ikatan belerang (S).

Jika positif (+) akan berwarna kehitaman.

  • Masukkan 1 ml putih telur ke dalam tabung reaksi. Tambahkan 0,5 ml NaOH 6 M dan panaskan ± 2 menit. Kemudian dinginkan, setelah itu masukkan 2 ml CH3COOH 3 M. tutup tabung reaksi dengan kertas saring yang sudah dibasahi dengan  Pb(CH3COO)2. Panaskan ± 2 menit. Amati perubahan yang terjadi.
  • Ulangi langkah kerja tersebut menggunakan susu, gelatin, agar-agar, dan kapas.

Hasil Pengamatan :

Bahan Uji Biuret Uji Xanthoproteat Uji Timbal asetat
Putih telur Ungu (+) Oranye (+) Tidak hitam (-)
Susu Ungu (+) Oranye (+) Hitam (+)
Gelatin Ungu (+) Kuning (+) Hitam (+)
Agar-agar Ungu (+) Oranye (+) Hitam (+)
Kapas Biru (-) Putih bening (-) Hitam (+)

Kesimpulan :

  1. Ikatan peptida bereaksi dengan larutan biuret akan berwarna ungu. Sedangkan yang tidak berwarna ungu berarti mengandung glikosida.
  2. Inti benzena bereaksi dengan larutan Xanthoproteat akan berwarna kuning jingga.
  3. Ikatan S bereaksi dengan larutan Timbal asetat akan berwarna hitam pada kertas saring.

Prosedur Praktikum Uji Protein Untuk SMA

Pengukur aliran magnetik untuk cairan konduktif

Posted: 16 Mar 2012 03:05 PM PDT

Pengukur aliran ini tersedia dalam satu jalur atau dengan disisipkan. Pengukur aliran magnetik tidak memerlukan bagian yang bergerak dan ideal untuk pengukuran aliran air limbah atau cairan kotor yang konduktif. Hasil pengukurannya dalam bentuk integral atau analog, dapat digunakan untuk pemantauan jarak jauh atau pencatatan data harian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar