Selasa, 13 Maret 2012

Artikel Kimia

Artikel Kimia


Prosedur Analisis pH Tanah

Posted: 13 Mar 2012 03:11 AM PDT

Prosedur Analisis pH Tanah

Dasar penetapan
Nilai pH menunjukkan konsentrasi ion H+ dalam larutan tanah, yang dinyatakan sebagai –log[H+]. Peningkatan konsentrasi H+ menaikkan potensial larutan yang diukur oleh alat dan dikonversi dalam skala pH. Elektrode gelas merupakan elektrode selektif khusus H+, hingga memungkinkan untuk hanya mengukur potensial yang disebabkan kenaikan konsentrasi H+. Potensial yang timbul diukur berdasarkan potensial elektrode pembanding (kalomel atau AgCl). Biasanya digunakan satu elektrode yang sudah terdiri atas elektrode pembanding dan elektrode gelas (elektrode kombinasi). Konsentrasi H+ yang diekstrak dengan air menyatakan kemasaman aktif (aktual) sedangkan pengekstrak KCl 1 N menyatakan kemasaman cadangan (potensial).

Peralatan
♦ Neraca analitik
♦ Botol kocok 100 ml
♦ Dispenser 50 ml gelas ukur-1
♦ Mesin pengocok
♦ Labu semprot 500 ml
♦ pH meter

Pereaksi
♦ Air bebas ion
♦ Larutan buffer pH 7,0 dan pH 4,0
♦ KCl 1 M
Larutkan 74,5 g KCl p.a. dengan air bebas ion hingga 1 l.

Cara kerja
Timbang 10,00 g contoh tanah sebanyak dua kali, masing-masing dimasukkan ke dalam botol kocok, ditambah 50 ml air bebas ion ke botol yang satu (pH H2O) dan 50 ml KCl 1 M ke dalam botol lainnya (pH KCl). Kocok dengan mesin pengocok selama 30 menit. Suspensi tanah diukur dengan pH meter yang telah dikalibrasi menggunakan larutan buffer pH 7,0 dan pH 4,0. Laporkan nilai pH dalam 1 desimal.

Catatan:
• Prosedur di atas menggunakan rasio 1:5
• Rasio dapat berubah sesuai jenis contoh dan permintaan

Prosedur Analisis pH Tanah

Apakah yang dimaksud Kaidah Hund

Posted: 13 Mar 2012 03:05 AM PDT

Untuk menyatakan distribusi elektron-elektron pada orbital-orbital dalam suatu subkulit, konfigurasi elektron dapat dituliskan dalam bentuk diagram orbital. Suatu orbital dilambangkan dengan strip, sedangkan dua elektron yang menghuni satu orbital dilambangkan dengan dua anak panah yang berlawanan arah. Jika orbital hanya mengandung satu elektron, anak panah dituliskan mengarah ke atas.

Dalam kaidah Hund, dikemukakan oleh Friedrich Hund (1894 – 1968) pada tahun 1930, disebutkan bahwa elektron-elektron dalam orbital-orbital suatu subkulit cenderung untuk tidak berpasangan. Elektron-elektron baru berpasangan apabila pada subkulit itu sudah tidak ada lagi orbital kosong.

Proses Pemurnian Platinum (Refining Platinum)

Posted: 12 Mar 2012 09:47 PM PDT

Proses Pemurnian Platinum (Refining Platinum)

Platinum bersama dgn sisa logam platinum diperoleh secara komersial sbg produk dari nikel & tembaga penambangan & pengolahan. Selama electrorefining tembaga, logam mulia seperti perak, emas dan kelompok platinum logam serta selenium dan telurium mengendap di bagian bawah sebagai anoda sel lumpur, yang merupakan titik awal untuk ekstraksi logam kelompok platinum.

Jika platinum murni ditemukan dalam placer deposito atau bijih lainnya, itu terisolasi dari mereka dgn berbagai metode mengurangkan kotoran. Karena platinum secara signifikan lebih padat daripada banyak dari kotoran, kotoran yang lebih ringan dapat dihilangkan dengan hanya melayang mereka pergi dalam air mandi. platinum juga non-magnetik, sedangkan nikel dan besi keduanya magnetis. Kedua zat pengotor sehingga dihapus dgn menjalankan elektromagnet atas campuran. Karena platinum memiliki titik lebur yang lebih tinggi daripada kebanyakan zat lain, banyak pengotor dapat dibakar atau meleleh tanpa melelehkan platinum. Akhirnya, platinum yang tahan terhadap klorida dan asam sulfat, sedangkan senyawa lain mudah diserang oleh mereka. Kotoran logam dapat dihilangkan dengan mengaduk campuran dalam salah satu dari dua asam dan memulihkan platinum yang tersisa.

Salah satu metode yang cocok untuk pemurnian untuk platinum mentah, yang mengandung platinum, emas, dan logam grup platina lain, adalah proses itu dengan aqua regia, di mana paladium, emas dan platinum yang dibubarkan, sementara osmium, iridium, rhodium dan ruthenium tinggal tidak bereaksi. Emas ini dipicu oleh penambahan besi (III) klorida dan setelah penyaringan dari emas, platinum ini dipicu oleh penambahan amonium amonium klorida sebagai chloroplatinate. Chloroplatinate amonium dapat diubah menjadi logam dengan pemanasan.

Katalisis Platinum

Yang paling umum adalah menggunakan platina sebagai katalis pada reaksi kimia. Ini telah digunakan dalam aplikasi ini sejak awal 1800-an, ketika bubuk platina digunakan untuk mengkatalisasi mesin hidrogen. Aplikasi yang paling penting dari platinum ada di mobil sebagai catalytic converter, yang memungkinkan pembakaran yang sempurna konsentrasi rendah terbakar hidrokarbon dari knalpot ke karbon dioksida dan uap air. platinum juga digunakan dalam industri minyak bumi sebagai katalis dalam sejumlah proses yang terpisah, tetapi khususnya dalam reformasi katalitik lurus menjalankan naphthas ke bensin beroktan lebih tinggi yang menjadi kaya dengan senyawa aromatik. PtO2, juga dikenal sebagai Adams katalis, digunakan sebagai katalis hidrogenasi, khusus untuk minyak sayur. Platinum logam juga sangat mengkatalisis dekomposisi hidrogen peroksida menjadi air dan gas oksigen

Proses Pemurnian Platinum (Refining Platinum)

Prosedur Analisis Kebutuhan Kapur Tanah

Posted: 12 Mar 2012 03:05 PM PDT

Prosedur Analisis Kebutuhan Kapur Tanah

Dasar penetapan
Jumlah kapur yang diperlukan untuk meningkatkan pH suatu tanah masam ke pH yang diinginkan ditetapkan berdasarkan kurva hubungan penambahan larutan basa dengan pH tanah yang dicapai. Jumlah basa yang digunakan setara dengan kebutuhan kapur yang nilainya dikonversi ke dalam satuan bobot CaCO3 ha-1.

Peralatan
♦ Neraca analitik
♦ Botol kocok 100 ml
♦ Pipet ukur 25 ml
♦ pH meter dan elektrode gelas kombinasi
♦ Buret 10 ml
♦ Neraca analitik

Pereaksi
♦ NaOH 1 N
Buat dari larutan NaOH standar Titrisol
♦ NaOH 0,02 N
Pipet 20 ml larutan NaOH 1 N ke dalam labu ukur 1 l. Tambahkan air bebas
ion hingga tepat 1 l. Titar larutan ini ditetapkan dengan HCl 0,02 N setiap kali
dipakai.
♦ NaOH 0,05 N
Pipet 25 ml larutan NaOH 1 N ke dalam labu ukur 500 ml. Tambahkan air
bebas ion hingga tepat 500 ml. Titar larutan ini ditetapkan dengan HCl 0,02 N
setiap kali dipakai.
♦ HCl 1 N
Buat dari larutan HCl standar Titrisol
♦ HCl 0,02 N
Pipet 2 ml larutan HCl 1 N ke dalam labu ukur 100 ml. Tambahkan air bebas
ion hingga tepat 100 ml.
♦ Larutan sangga pH 7,0 dan pH 4,0

Cara kerja:
Timbang 10,000 g tanah untuk setiap tingkat penambahan basa dan masingmasing dimasukkan ke dalam botol kocok 100 ml. Tambahkan dengan pipet larutan NaOH 0,02 N masing-masing sebanyak 0; 1; 2; 4; 6; 8 dan 10 ml dan air bebas ion sehingga jumlah setiap larutan menjadi 25 ml (air ditambahkan terlebih dahulu sebelum larutan NaOH 0,02N). Penambahan NaOH ini menghasilkan deret penambahan basa 0; 0,02; 0,04; 0,08; 0,12; 0,16 dan 0,20 m.e. Kocok campuran selama 1 jam dan ukur pH suspensi dengan alat pH meter yang telah dikalibrasi menggunakan larutan sangga pH 7,0 dan 4,0.

Catatan: Tambah jumlah larutan NaOH 0,02 N atau gunakan NaOH 0,05 N bila volume larutan melebihi 25 ml.

Perhitungan
Buat kurva hubungan m.e. NaOH yang diperlukan dengan pH tanah yang dihasilkan atau gunakan persamaan regresi. Dapatkan m.e. NaOH yang menghasilkan pH yang dikehendaki dan hitung kebutuhan kapurnya sebagai berikut:
Kebutuhan kapur (kw CaCO3 ha-1) = (m.e. NaOH x 50) x 10-8 x (1,5 x 108) x fk
= m.e. NaOH x 75 x fk
Keterangan:
50 = bst CaCO3
10-8 = konversi mg ke kuintal CaCO3
1,5 x 108 = konversi g contoh ke ha
Faktor koreksi kadar air (fk) = 100 / (100 – % kadar Air)
Catatan:
Kedalaman lapisan olah 15 cm dan BD (bulk density) tanah dianggap 1.

Prosedur Analisis Kebutuhan Kapur Tanah

Pengukur aliran magnetik untuk cairan konduktif

Posted: 12 Mar 2012 03:05 PM PDT

Pengukur aliran ini tersedia dalam satu jalur atau dengan disisipkan. Pengukur aliran magnetik tidak memerlukan bagian yang bergerak dan ideal untuk pengukuran aliran air limbah atau cairan kotor yang konduktif. Hasil pengukurannya dalam bentuk integral atau analog, dapat digunakan untuk pemantauan jarak jauh atau pencatatan data harian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar