Kamis, 15 Maret 2012

Artikel Kimia

Artikel Kimia


Praktikum Titrasi Asam Basa Untuk SMA

Posted: 15 Mar 2012 08:10 AM PDT

Praktikum Titrasi Asam Basa Untuk SMA

Tujuan  :

  1. Menentukan konsentrasi NaOH dengan cara menetrasikan larutan HCl yang volume dan konsentrasinya tertentu dengan larutan NaOH yang akan ditentukan konsentrasinya.
  2. Membuat kurva titrasi.

Alat dan Bahan :

Alat dan Bahan
1. Buret dan statif 5. Corong
2. Labu elmeyer 6. Larutan HCl 0,1 M
3.Gelas ukur 7. Larutan NaOH x M
4. Gelas kimia 8. Indikator PP

Cara Kerja :

  1. Mengambil HCl 0,1 M sebanyak 20 ml lalu tuangkan ke dalam labu elmeyer dan beri 2-3 tetes indikator PP.
  2. Mengambil NaOH secukupnya dengan gelas kimia lalu tuangkan menggunakan corong ke dalam buret setelah ditutup krannya sampai angka nol (0).
  3. Membuka kran sedikit demi sedikit sehingga NaOH menetes ke labu elmeyer yang berisi HCl sambil diguncang-guncangkan. Menghentikan tetesan NaOH sampai warna larutan di labu elmeyer tepat akan merah.

Pengamatan :

No. Volume HCl 0,1 M Volume NaOH x M
1. 20 ml 17,5 ml
2. 20 ml 17 ml
3. 20 ml 17,5 ml
Rata-rata 52/3 = 17,3 ml

 

  • Warna larutan tepat akan merah TAT (Titik Akhir Titrasi)

HCl penetralan (H2O)

V1.M1 = V2.M2

20.0,1 = 17,3.M2

M2 = 0,12 M

 

20 ml NaOH + 20 ml HCl → NaCl + H2O

M :                 2,4                      2

B :                     2                        2                 2          2

S :                   0,4                      0                 2          2

 

[NaOH] = 0,4/40 = 0,01

[OH-] = 10-2

pOH = 2

pH = 12

 

Kurva :

Volume NaOH 0,1 M Volume HCl pH Campuran
0 ml 20 ml 1
5 ml 20 ml 2 – log 56
10 ml 20 ml 2
15 ml 20 ml 3 – log 5
20 ml 20 ml 12
25 ml 20 ml 12 + log 2
30 ml 20 ml 11 + log 32
35 ml 20 ml 12 + log 4
40 ml 20 ml 12 +log 46
45 ml 20 ml 11 + log 52
50 ml 20 ml 11 + log 57

Kesimpulan :

  • Titrasi asam basa adalah titrasi yang berdasarkan reaksi penetralan asam dan basa.
  • Titik akhir adalah pH saat indicator berubah warna (tepat akan merah).
  • Kurva titrasi adalah grafik.
  • Titrasi dibagi menjadi 3, yaitu:

-       Titrasi asam kuat dengan basa kuat.

-       Titrasi asam lemah dengan basa kuat.

-       Titrasi basa lemah dengan asam.

  • Jika pH pada asam ditetesi basa maka pH larutan akan naik, dan sebaliknya jika basa ditetesi asam maka pH larutan akan turun.

Daftar Pustaka

  • Purba, Michael. 2006. Kimia 2 untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Erlangga.

Praktikum Titrasi Asam Basa Untuk SMA

Prosedur Praktikum Laju Reaksi Untuk SMA

Posted: 15 Mar 2012 03:07 AM PDT

Prosedur Praktikum Laju Reaksi Untuk SMA

Tujuan : Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi.

Alat dan Bahan :

Alat dan Bahan
1. Pipet 6. Labu takar 11. Corong
2. Gelas kimia 100 ml 7. Pengaduk 12. NaOH(s) → 2 gram
3. Gelas kimia 200 ml 8. Cawan 13. HCl 3 M → 41,7 ml
4. Gelas ukur besar 9. Timbangan kaki 3 14. H2SO4 → 2,8 ml
5. Gelas ukur kecil 10. Sendok kecil 15. Air → 100 ml

Cara Kerja :

  • Percobaan I
  1. Timbang sebanyak 2 gram NaOH(s).
  2. Tuangkan NaOH (s) ke dalam gelas kimia dan larutkan dengan air ± 100 ml. Kemudian aduk hingga larut.
  3. Tuangkan larutan NaOH dari gelas kimia ke labu takar. Kemudian tambahkan air hingga volumenya 250 ml.
  • Percobaan II
  1. Ambil sebanyak 41,7 ml HCl 3 M menggunakan gelas ukur.
  2. Tuangkan ke dalam gelas kimia dan tambahkan air ± 100 ml.
  3. Aduk hingga rata.
  4. Tuangkan larutan tersebut ke dalam labu takar dan tambahkan air sampai volumenya 250 ml. Kemudian kocok.
  •  Percobaan III
  1. Ambil 2,8 ml H2SO4 pekat menggunakan gelas ukur kecil.
  2. Siapkan 100 ml air dalam gelas kimia.
  3. Tuangkan sedikit demi sedikit H2SO4 pekat ke dalam gelas kimia sambil diaduk hingga rata.
  4. Tuangkan larutan tersebut ke labu takar dan tambahkan air sampai volumenya 250 ml. Kemudian kocok.

Perhitungan Percobaan :

  • Percobaan I

Untuk membuat larutan 250 ml NaOH dari NaOH padat, maka pertama kali yang dilakukan adalah menimbang NaOH padat.

Diketahui : volumenya 250 ml, Mr NaOH 40

Ditanyakan : massa NaOH padat

Jawab :

nNaoH = 250 ml x 2 = 50 mmol = 0,05 mol

nNaOH = gram NaOH/Mr

0,05 = gram NaOH/40

Gram NaOH = 2 gram

Jadi, massa NaOH yang diperlukan adalah 2 gram.

  •  Percobaan II

Untuk membuat larutan 250 ml HCl 0,5 M dari HCl 3 M, pertama kali yang dilakukan adalah menghitung volume HCl.

V1.M1 = V2.M2

250.0,5 = V2.3

V2 = 41,7 ml

Jadi, volume HCl yang diperlukan adalah 41,7 ml

  •  Percobaan III

Untuk membuat larutan 250 ml H2SO4 dari H2SO4 padat dengan kadar air 98% adalah melakukan perhitungan sebagai berikut.

Diketahui : c = 1,8 kg/dm3, Mr H2SO4 = 98, V1 = 250 ml, M1 = 0,2 M

Ditanyakan : molaritas H2SO4 pekat dan V2

Jawab :

M =  M

V1.M1 = V2.M2

250.0,2 = V2.18

50 = 18V2

V2 = 2,8 ml

Jadi, volume H2SO4 yang diperlukan adalah 2,8 ml (warna sama persis dengan air).

Kesimpulan :

Laju reaksi dipengaruhi oleh faktor :

  1. Konsentrasi pereaksi.
  2. Suhu.
  3. Luas permukaan.
  4. Katalis.
  5. Tekanan.

Daftar Pustaka

  • Purba, Michael. 2006. Kimia 2 untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Erlangga.

Prosedur Praktikum Laju Reaksi Untuk SMA

Praktikum Reaksi Redoks Logam dengan Larutan

Posted: 14 Mar 2012 09:02 PM PDT

Praktikum Reaksi Redoks Logam dengan Larutan

Tujuan : Mengetahui reaksi redoks pada beberapa logam dengan larutan.

Alat dan Bahan :

Gelas kimia 250 ml.
Logam seng.
Paku besi.
Larutan CuSO4 1 M.

Cara Kerja :

  • Siapkan alat dan bahan.
  • Masukkan larutan CuSO4 sebanyak 100 ml ke dalam gelas kimia 250 ml.
  • Siapkan sepotong logam seng berukuran ± 4×2 cm yang telah diamplas bersih. Kemudian masukkan ke dalam larutan CuSO4.
  • Amati perubahan yang terjadi.
  • Lakukan kembali percobaan seperti di atas dengan menggunakan logam besi.

Pengamatan :

Seng yang berada di dalam larutan CuSO4 berubah menjadi berkarat dan menjadi rapuh (rontok).
Paku dalam larutan CuSO4 menjadi berkarat.

Kesimpulan :

Seng pada larutan CuSO4 menjadi berkarat, hal ini membuktikan adanya reaksi redoks. Begitu pula pada paku. Paku dan larutan CuSO4 mengalami reaksi redoks. Terbukti dari adanya perubahan biloks (reduksi/oksidasi) dan paku menjadi berkarat.

Daftar Pustaka

Wismono, Jaka. 2004. Kimia dan Kecakapan Hidup. Jakarta: Ganeca Exact.
Sunaryani, Indah dkk. Bulletin Kimia. Semarang.

Praktikum Reaksi Redoks Logam dengan Larutan

Susunan Atom

Posted: 14 Mar 2012 03:05 PM PDT

Henry Gwyn-Jeffreys Moseley (1887 – 1915) pada tahun 1913 menemukan bahwa jumlah muatan positif dalam inti atom merupakan sifat khas masing-masing unsur. Atom-atom dari unsur yang sama memiliki jumlah muatan positif yang sama. Moseley kemudian mengusulkan agar istilah nomor atom diberi lambang Z, untuk menyebutkan jumlah muatan positif dalam inti atom.

Nomor atom unsur menunjukkan jumlah proton dalam inti. Setelah dilakukan percobaan, diketahui bahwa atom tidak bermuatan listrik yang berarti dalam atom jumlah muatan positif sama dengan jumlah muatan negatif, sehingga nomor atom juga menunjukkan jumlah elektron dalam unsur.

Nomor atom (Z) = jumlah proton = jumlah elektron
Misalnya, unsur oksigen memiliki nomor atom 8 (Z = 8), berarti dalam atom
oksigen terdapat 8 proton dan 8 elektron.

Selain nomor atom, ada juga yang disebut dengan nomor massa yang biasanya diberi lambang A. Nomor massa ini digunakan untuk menentukan jumlah nukleon dalam atom suatu unsur. Nukleon sendiri adalah partikel penyusun inti atom yang terdiri dari proton dan neutron.

A(nomor massa) = jumlah proton (p) + jumlah neutron (n)
Dalam penulisan atom, nomor massa (A) ditulis di sebelah kiri atas, sedangkan nomor atom (Z) ditulis di sebelah kiri bawah dari lambang unsur.

X = lambang unsur
A = nomor massa
Z = nomor atom

Praktikum Reaksi Redoks SMA

Posted: 14 Mar 2012 02:58 PM PDT

Praktikum Reaksi Redoks SMA

Tujuan : mempelajari beberapa reaksi redoks yang berlangsung dalam suasana asam, basa atau netral.

Alat dan Bahan :

Alat dan Bahan Ukuran/satuan Jumlah
Tabung reaksi/rak tabung - 3/1
Pipet tetes Panjang 8
Larutan KMnO4 0,1 M 3 ml
Larutan Asam oksalat (H2C2O4) 0,1 M 3 ml
Larutan Formaldehid 5% 1 ml
Larutan Na2S2O3 0,1 M 3 ml
Larutan Iodin (I2) 0,1 M 3 ml
Larutan AgNO3 0,1 M 3 ml
Larutan Amonia (NH3) 1 M 3 ml
Larutan H2SO4 4 M 3 ml

Cara Kerja :

Masukkan ± 3ml larutan Asam oksalat (H2C2O4) o,1 M ke dalam sebuah tabung reaksi, tambahkan ± 3 ml H2SO4 4 M. Kemudian tambahkan 1 tetes larutan KMnO4. Aduk campuran itu dengan mengguncangkan tabung. Tunggu sampai terjadi perunahan warna, kemudian tambahkan lagi 1 tetes larutan KMnO4. Lanjutkan penetesan larutan KMnO4 sampai tidak terjadi perubahan warna.

Masukkan ± 3 ml larutan AgNO3 0,1 M ke dalam tabung reaksi. Tetesi larutan itu dengan larutan NH3 1 M tetes demi tetes sampai endapan yang mula-mula terbentuk larut kembali. Kemudian tambahkan ± 1 ml larutan Formaldehid 5%. Aduk campuran dengan mengguncangkan tabung kemudian diamkan. Kemudian catat pengamatan Anda.

Masukkan ± 3 ml Na2S2O3 ke dalam tabung reaksi. Tambahkan 2 tetes larutan kanji. Kemudian tetesi dengan larutan Iodin (I2) tetes demi tetes hingga campuran berwarna biru ungu (warna biru ungu menunjukkan bahwa Na2S2O3 telah habis bereaksi).

Hasil Pengamatan :

Warna H2C2O4 + larutan H2SO4 → putih (bening).

Warna larutan KMnO4 → ungu.

Warna larutan H2C2O4 + KMnO4 setelah ditetesi larutan KMnO4 → putih.

Warna larutan AgNO3 → bening.

Larutan AgNO3 ditetesi larutan NH3 → keruh (abu-abu).

Larutan AgNO3 + larutan NH3 setelah dicampur dengan larutan Formaldehid → hitam.

2. Warna larutan Na2S2O3 → bening.

Larutan Na2S2O3 + larutan kanji setelah ditetesi larutan I2 → biru ungu.

Reaksi Ionisasi :

2 KMnO4 + 3 H2SO4 + 5 H2C2O3 → 2 MnSO4 + K2SO4 + 10 CO2 + 8 H2O
AgNO3 + NH3 + H2O → Ag2O + 4 NH3 + H2O

Ag2O + 4 NH3 + H2O → 2 {Ag(NH3)2} OH

2 Na2S2O3 + I2 → Na2S4O6 + 2 NaI

Larutan menjadi berwarna biru ungu karena molekul-molekul pati pada kanji mengandung lebih banyak amilosa daripada amilopektin.

Larutan Na2S2O3 berfungsi untuk melarutkan I2. Setelah bereaksi dengan Na2S2O3 menjadi 2 NaI.

Kesimpulan :

Larutan yang mengalami perubahan warna seperti larutan di atas merupakan contoh suatu reaksi redoks. Dalam reaksi redoks larutan itu akan bereaksi dengan larutan lain (adanya perubahan warna), seperti pada:

Larutan H2C2O4 + H2SO4 setelah ditetesi KMnO4 → putih.
Larutan AgNO3 + NH3 + larutan Formaldehid → hitam, silver, membentuk lapisan kaca.
Larutan Na2S2O3 + larutan kanji setelah ditetesi larutan I2 → biru ungu.

Daftar Pustaka

Wismono, Jaka. 2004. Kimia dan Kecakapan Hidup. Jakarta: Ganeca Exact.
Sunaryani, Indah dkk. Bulletin Kimia. Semarang.

Praktikum Reaksi Redoks SMA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar