Kamis, 07 Juni 2012

Artikel Kimia

Posted: 06 Jun 2012 11:56 PM PDT

Senyawa Kimia Fenobarbital

Fenobarbital memiliki rumus kimia 5,5-fenil-etil asam barbiturat dan merupakan senyawa organik pertama yang digunakan dalam pengobatan antikonvulsi. Fenobarbital termasuk obat sedatif-hipnotik golongan barbiturat. Memiliki kerja membatasi penjalaran aktivitas, bangkitan, dan menaikkan ambang rangsang.

struktur kimia fenobarbital

Bioavailibilitas fenobarbital adalah sekitar 90 %. Kadar tunaknya dalam plasma tercapai dalam 8 – 12 jam per oral. Fenobarbital berikatan lemah dengan protein tubuh (20 – 45%). Fenobarbital dimetabolisme oleh hepar melalui hidroksilasi, glukoronidasi dan menginduksi isozim – isozim dari sitokrom P450 sistem. Ekskresi utama fenobarbital adalah melalui ginjal.

OLEH: DHIMAS DITA RAHADIAN (G2A002053)
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO

Senyawa Kimia Fenobarbital

Cara Uji Fitokimia Senyawa Aktif Minyak Biji Pala

Posted: 06 Jun 2012 03:13 PM PDT

Cara Uji Fitokimia Senyawa Aktif Minyak Biji Pala

a). Uji Saponin
Sebanyak 2 ml minyak pala, kemudian ditambahkan aquades, selanjutnyadikocok dengan vortex selama 1 menit. Apabila terbentuk busa dalam 10menit menunjukkan adanya saponin.

b). Uji Tanin
Diambil 1 tetes minyak pala letakkan pada porselen. Kemudian ditetesi dengan FeCl3. Apabila terbentuk warna biru tua atau hitam kehijauan menunjukkan adanya tanin.

Oleh : Dita Apriliana, Rahmawati Alusia, Romdhonia Mando
Departemen Kimia, Fakultas Sains dan TeknologiUniversitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Cara Uji Fitokimia Senyawa Aktif Minyak Biji Pala

Obat Sedatif hipnotik Thiopental

Posted: 06 Jun 2012 02:42 PM PDT

Obat Sedatif hipnotik Thiopental

Thiopental mempunyai nama kimia sodium 5-ethyl-5-(1-methylbutyl)-2-thiobarbiturate. Berwarna kuning, berupa serbuk, larut pada air dan alkohol. Thiopental termasuk obat sedatif-hipnotik golongan barbiturat. Asam barbiturat sendiri tidak menyebabkan depresi SSP, efek sedatif-hipnotik dan efek lainnya ditimbulkan bila tidak dilengkapi gugusan alkil atau aril. Cara pemberian thiopental adalah intra vena dan sering digunakan sebagai terapi insomnia, sedasi preoperatif, dan status epileptikus. Thiopental merupakan barbiturat dengan onset kerja sangat cepat (ultra short acting) yang tersedia dalam bentuk asam bebas dan garam natrium.

struktur kimia thiopental

OLEH: DHIMAS DITA RAHADIAN (G2A002053)
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO

Obat Sedatif hipnotik Thiopental

  • golongan obat hipnotik
  • golongan obat sedatif

Rabu, 06 Juni 2012

Artikel Kimia

Artikel Kimia


Identifikasi Senyawa Aktif Pada Minyak Biji Pala dengan Metode Kromatografi Lapis Tipis

Posted: 06 Jun 2012 05:58 AM PDT

Identifikasi Senyawa Aktif Pada Minyak Biji Pala dengan Metode Kromatografi Lapis Tipis

Sebanyak 1 ml distilat minyak pala dilarutkan dalam 10 ml aseton. Potong pelatalumunium berlapis Silika Gel Merck Kiesel 60 GF254 0.25 mm berukuran 0.5 x 5 cmmenggunakan pisau cutter dan penggaris besi. Potongan pelat kromatografi lapis tipisdiberi garis batas bawah dan batas atas selebar masing-masing 0.5 cm menggunakanpensil 2B. Totolkan sebagian kecil volume distilat minyak pala pada lempeng pelatalumunium berlapis Si Gel Merck Kiesel GF254 0.5 x 5 cm pada batas bawahmenggunakan pipa kapiler. Simpan pada camber yang berisi eluen (yang sama pada saat kromatografi kertas sebelumnya) berupa pelarut atau campuran pelarut. Tutup camberbagian atas dengan alumunium foil dan hentikan proses elusi ini pada saat eluenmencapai batas atas. Setelah kering, amati menggunakan lampu UV

Dita Apriliana, Rahmawati Alusia, Romdhonia MandoDepartemen Kimia, Fakultas Sains dan TeknologiUniversitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Identifikasi Senyawa Aktif Pada Minyak Biji Pala dengan Metode Kromatografi Lapis Tipis

Mengobati Insomnia Dengan Pala

Posted: 06 Jun 2012 05:33 AM PDT

Mengobati Insomnia Dengan Pala

Kita semua dapat menyadari berbagai keadaan aktivitas otak, terutama tidur, keadaan siaga, dan perangsangan yang ekstrem, bahkan berbagai macam suasana hati. Tidur didefinisikan sebagai suatu keadaan bawah sadar dimana orang tersebut dapat dibangunkan dengan pemberian rangsang sensorik atau dengan rangsang lainnya. Tidur bagi manusia merupakan hal yang sangat penting, karena tidur dapat mengendalikan irama kehidupan manusia sehari-hari. Tidur harus dibedakan dengan koma, yang merupakan keadaan bawah sadar dimana orang tersebut tidak dapat dibangunkan. Setiap manusia menghabiskan seperempat sampai sepertiga dari kehidupannya untuk tidur. Setiap orang membutuhkan tidur untuk istirahat. Namun, apabila kebutuhan itu sulit terpenuhi, dapat timbul keadaan yang dikenal dengan gangguan tidur.

Menurut penelitian, hampir setiap manusia pernah mengalami gangguan tidur. Satu dari sembilan orang memiliki gangguan tidur, terutama pada manula. Seseorang dapat dikatakan mempunyai gangguan tidur jika mengalami gangguan
untuk tidur atau tidak dapat tidur dengan nyenyak. Diperkirakan tiap tahun 20% – 40% orang dewasa mengalami gangguan tidur dan 17% diantaranya mengalami masalah serius. Prevalensi gangguan tidur setiap tahun cenderung meningkat, hal ini juga sesuai dengan peningkatan usia dan berbagai penyebabnya. Kaplan dan Sadock melaporkan kurang lebih 40-50% dari populasi usia lanjut menderita gangguan tidur. Beberapa orang usia lanjut memiliki banyak keluhan atas penyakit yang dideritanya, yang kemudian diberikan terapi berbagai macam obat. Beberapa individu menggunakan berbagai obat-obat yang memiliki efek mempercepat induksi tidur dan memperlama waktu tidur dibawah pengawasan dokter.

Penggunaan obat-obat hipnotik yang ada sekarang merupakan masalah tersendiri yang perlu diperhatikan. Keefektifitasan dan keamanan obat yang digunakan, ditinjau dari aspek medis, perlu diperhatikan. Sedangkan dari aspek nonmedis yang perlu diperhatikan adalah timbulnya penyalahgunaan obat yang yang kini kian marak di masyarakat. Melihat dari kejadian tersebut di atas, diperlukan adanya obat tradisional yang efektif, aman, murah, dan mudah didapat
untuk mengurangi masalah yang tersebut di atas, terutama untuk mengurangi terapi dengan berbagai macam obat.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia melalui Direktorat Pengawasan Obat Tradisional membagi obat tradisional menjadi Golongan Jamu dan Golongan Obat Fitoterapi. Selain itu terdapat kelompok tumbuhan yang disebut TOGA (Taman Obat Keluarga) yang dulu disebut Apotek Hidup. Penelitian obat tradisional di Indonesia belumlah tuntas, namun sejak dulu masyarakat telah menggunakannya dengan berbagai indikasi. Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan alam yang berlimpah. Kekayaan alam tersebut yang dapat kita lihat adalah banyaknya jenis spesies tanaman di Indonesia, termasuk tanaman obat tradisional. Kurang lebih terdapat 30.000 – 40.000 spesies tanaman ada di Indonesia. Tanaman yang dapat digunakan sebagai obat tradisional salah satunya adalah Pala.

Tanaman pala merupakan tanaman asli Indonesia. Berbagai macam bagian dari pala memiliki efek yang bermacam – macam. Sebagai contoh diantaranya adalah biji pala yang dapat dimanfaatkan sebagai obat sedatif-hipnotik dan secara empiris, biji pala sering digunakan oleh masyarakat sebagai obat untuk menenangkan atau menidurkan anak. Weiss E.A. menyebutkan bahwa senyawa aromatik myristicin dan elimicin sebesar 2 – 18% yang terdapat pada biji pala bersifat merangsang tidur. Namun efek ekstrak biji pala sebagai obat sedatif-hipnotik belum diketahui secara jelas, sehingga peneliti tertarik untuk meneliti efek sedatif-hipnotik ekstrak biji pala (Myristica fragnans Houtt) pada mencit balb/c.6

OLEH: DHIMAS DITA RAHADIAN (G2A002053)
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO

Mengobati Insomnia Dengan Pala

Cara Uji Antioksidan Senyawa Aktif Minyak Biji Pala

Posted: 06 Jun 2012 12:19 AM PDT

Cara Uji Antioksidan Senyawa Aktif Minyak Biji Pala

Sampel diambil masing-masing dengan ukuran 0.2ppm; 0.4ppm; 0.6ppm; 0.8ppm yangtiap tabung ditambahkan dengan 10 ml metanol dan 1 ml DPPH 0.05%. Kemudianlarutan dikocok dengan vortex sampai homogen. Tahap selanjutnya diinkubasi pada suhu37°C selama 30 menit, lalu diukur dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 517nm. Disertakan juga blangko yang terdiri dari 10 metanol dan 1 ml DPPH 0.05 %

Oleh : Dita Apriliana, Rahmawati Alusia, Romdhonia Mando
Departemen Kimia, Fakultas Sains dan TeknologiUniversitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Cara Uji Antioksidan Senyawa Aktif Minyak Biji Pala

Identifikasi Senyawa Aktif Pada Minyak Biji Pala Dengan Metode Kromatografi Kertas

Posted: 05 Jun 2012 11:52 PM PDT

Identifikasi Senyawa Aktif Pada Minyak Biji Pala Dengan Metode Kromatografi Kertas

Sebanyak 1 ml distilat minyak pala dilarutkan dalam 10 ml aseton. Kemudian potongkertas whatman no. 1 menggunakan pisau cutter dan penggaris besi. Potongan pelatkromatografi kertas diberi garis batas atas selebar masing-masing 0.5 cm menggunakanpensil 2B. Totolkan sebagian kecil volume distilat minyak pala pada lembaran kertaskromatografi berukuran 2 cm x 10 cm pada batas bawah menggunakan pipa kapiler.Simpan pada camber yang berisi eluen berupa pelarut atau campuran pelarut. Digunakaneluen dengan campuran dietil eter : asam asetat glacial (2 : 3), etil asetat : n-heksan (3:7),dietil eter : etil asetat (3:2), dan kloroform : etil asetat (2:3). Tutup camber bagian atasdengan alumunium foil dan hentikan proses elusi ini pada saat eluen mencapai batas atas.Setelah kering, amati menggunakan lampu UV.

Oleh: Dita Apriliana, Rahmawati Alusia, Romdhonia Mando
Departemen Kimia, Fakultas Sains dan TeknologiUniversitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Identifikasi Senyawa Aktif Pada Minyak Biji Pala Dengan Metode Kromatografi Kertas

  • identifikasi senyawa dengan kromatografi kertas

Identifikasi Senyawa Aktif pada Minyak Biji Pala dengan Metode Maserasi

Posted: 05 Jun 2012 02:46 PM PDT

Identifikasi Senyawa Aktif pada Minyak Biji Pala dengan Metode Maserasi

Sampel biji pala yang sudah dikeringkan dan dihaluskan. Masukkan dalam 2 erlenmeyeryang berbeda. Kemudian tambahkan metanol dan n-heksan secukupnya ke dalammasing-masing erlenmeyer yang sudah berisi sampel. Tahap selanjutnya Dimaserasiselama 3 x 24 jam. Kemudian disaring menggunakan kertas saring, sambil terusditambahkan pelarut sampai hasil cairan penyaringan jernih. Cairan hasil penyaringandipekatkan dengan rotary evaporator dengan suhu 40-65 C atau di penangas pasir hinggamendapatkan ekstrak kental.

Oleh: Dita Apriliana, Rahmawati Alusia, Romdhonia Mando
Departemen Kimia, Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Identifikasi Senyawa Aktif pada Minyak Biji Pala dengan Metode Maserasi

  • identifikasi senyawa aktif pada minyak biji pala