Selasa, 29 Mei 2012

Artikel Kimia

Artikel Kimia


Apa itu Rhodamin B???

Posted: 28 May 2012 07:21 PM PDT

Rhodamin B adalah salah satu zat pewarna sintetis yang biasa digunakan pada industri tekstil dan kertas . Zat ini ditetapkan sebagai zat yang dilarang penggunaannya pada makanan melalui Menteri Kesehatan (Permenkes) No.239/Menkes/Per/V/85. Namun penggunaan Rhodamine dalam makanan masih terdapat di lapangan. Contohnya, BPOM di Makassar berhasil menemukan zat Rhodamine-B pada kerupuk, sambak botol, dan sirup melalui pemeriksaan pada sejumlah sampel makanan dan minuman. Rhodamin B ini juga adalah bahan kimia yang digunakan sebagai bahan pewarna dasar dalam tekstil dan kertas. Pada awalnya zat ini digunakan untuk kegiatan histologi dan sekarang berkembang untuk berbagai keperluan yang berhubungan dengan sifatnya dapat berfluorensi dalam sinar matahari.

Rumus Molekul dari Rhodamin B adalah C28H31N2O3Cl dengan berat molekul sebesar 479.000. Zat yang sangat dilarang penggunaannya dalam makanan ini berbentuk kristal hijau atau serbuk ungu-kemerah – merahan, sangat larut dalam air yang akan menghasilkan warna merah kebiru-biruan dan berfluorensi kuat. Rhodamin B juga merupakan zat yang larut dalam alkohol, HCl, dan NaOH, selain dalam air. Di dalam laboratorium, zat tersebut digunakan sebagai pereaksi untuk identifikasi Pb, Bi, Co, Au, Mg, dan Th dan titik leburnya pada suhu 165⁰C.

Dalam analisis dengan metode destruksi dan metode spektrofometri, didapat informasi bahwa sifat racun yang terdapat dalam Rhodamine B tidak hanya saja disebabkan oleh senyawa organiknya saja tetapi juga oleh senyawa anorganik yang terdapat dalam Rhodamin B itu sendiri, bahkan jika Rhodamin B terkontaminasi oleh senyawa anorganik lain seperti timbaledan arsen ( Subandi ,1999). Dengan terkontaminasinya Rhodamin B dengan kedua unsur tersebut, menjadikan pewarna ini berbahaya jika digunakan dalam makanan.

Di dalam Rhodamin B sendiri terdapat ikatan dengan klorin ( Cl ) yang dimana senyawa klorin ini merupakan senyawa anorganik yang reaktif dan juga berbahaya. Rekasi untuk mengikat ion klorin disebut sebagai sintesis zat warna. Disini dapat digunakan Reaksi Frield- Crafts untuk mensintesis zat warna seperti triarilmetana dan xentana. Rekasi antara ftalat anhidrida dengan resorsinol dengan keberadaan seng klorida menghasilkan fluoresein. Apabila resorsinol diganti dengan N-N-dietilaminofenol, reaksi ini akan menghasilkan rhodamin B.

Selain terdapat ikatan Rhodamin B dengan Klorin terdapat juga ikatan konjugasi. Ikatan konjugasi dari Rhodamin B inilah yang menyebabkan Rhodamin B bewarna merah. Ditemukannya bahaya yang sama antara Rhodamin B dan Klorin membuat adanya kesimpulan bahwa atom Klorin yang ada pada Rhodamin B yang menyebabkan terjadinya efek toksik bila masuk ke dalam tubuh manusia. Atom Cl yang ada sendiri adalah termasuk dalam halogen, dan sifat halogen yang berada dalam senyawa organik akan menyebabkan toksik dan karsinogen.

Beberapa sifat berbahaya dari Rhodamin B seperti menyebabkan iritasi bila terkena mata, menyebabkan kulit iritasi dan kemerahan bila terkena kulit hampir mirip dengan sifat dari Klorin yang seperti disebutkan di atas berikatan dalam struktur Rhodamin B. Penyebab lain senyawa ini begitu berbahaya jika dikonsumsi adalah senyawa tersebut adalah senyawa yang radikal. Senyawa radikal adalah senyawa yang tidak stabil. Dalam struktur Rhodamin kita ketahui mengandung klorin (senyawa halogen), sifat halogen adalah mudah bereaksi atau memiliki reaktivitas yang tinggi maka dengan demikian senyawa tersebut karena merupakan senyawa yang radikal akan berusaha mencapai kestabilan dalam tubuh dengan berikatan dengan senyawa-senyawa dalam tubuh kita sehingga pada akhirnya akan memicu kanker pada manusia.

Klorin sendiri pada suhu ruang berbentuk sebagai gas. Sifat dasar klorin sendiri adalah gas beracun yang menimbulkan iritasi sistem pernafasan. Efek toksik klorin berasal dari kekuatan mengoksidasinya. Bila klorin dihirup pada konsentrasi di atas 30ppm, klorin mulai bereaksi dengan air dan sel-sel yang berubah menjadi asam klorida (HCl) dan asam hipoklorit (HClO). Ketika digunakan pada tingkat tertentu untuk desinfeksi air, meskipun reaksi klorin dengan air sendiri tidak mewakili bahaya utama bagi kesehatan manusia, bahan-bahan lain yang hadir dalam air dapat menghasilkan disinfeksi produk sampingan yang dapat merusak kesehatan manusia. Klorit yang digunakan sebagai bahan disinfektan yang digunakan dalam kolam renang pun berbahaya, jika terkena akan mennyebabkan iritasi pada mata dan kulit manusia.

Ciri makanan yang mengandung Rhodamin B:

1. Warna kelihatan cerah (berwarna-warni), sehingga tampak menarik.

2. Ada sedikit rasa pahit (terutama pada sirop atau limun).

3. Muncul rasa gatal di tenggorokan setelah mengonsumsinya.

4. Baunya tidak alami sesuai makanannya

5. Harganya Murah seperti saus yang cuma dijual Rp. 800 rupiah per botol

Kimia Dahsyat

  • kimia koloid liofil
  • proposal penelitian rumput laut

Pembuatan Kertas dari Serat Bambu Air

Posted: 28 May 2012 07:21 AM PDT

Tulisan ini ingin menyumbangkan ide tentang "Inovasi Kertas dari Serat Bambu Air (Thypa Angustifolia)". Sumbangan pemikiran ini beranjak dari sebuah realita di lapangan bahwa seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi kebutuhan akan kertas terus meningkat seperti kertas yang biasa digunakan dalam perkatoran, sekolah-sekolah, perusahaan-perusahaan dan lain-lain. Kertas merupakan sesuatu yang tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia dengan segala aktivitas kesehariannya.
Pada umumnya produksi kertas di Indonesia, bahan bakunya bersumber dari serat pohon pinus dan serat pisang abaka. Namun kedua tanaman ini membutuhkan perawatan yang khusus dan waktu pembudidayaan lebih cukup lama agar diperoleh kualitas serat yang bagus, sedangkan di satu sisi kebutuhan akan kertas terus meningkat dengan pesat sehingga terjadi eksploitasi hutan secara besar-besaran. Beberapa dampak negatif yang ditimbulkan dari eksploitasi hutan industri secara besar-besaran adalah terjadinya tanah longsor pada musim hujan dan terjadi kekeringan pada musim kemarau, sumber air tanah berkurang, serta terjadi pemanasan Global (Global Warming).
Untuk mengatasi masalah tersebut, maka perlu dicarikan bahan baku alternatif kertas yang kualitas seratnya tidak jauh berbeda dengan serat pohon pinus maupun serat pisang abaka. Salah satu tanaman alternatif yang bisa digunakan sebagai bahan baku kertas adalah dengan memanfaatkan serat dari tanaman bambu air. Bambu air merupakan rumput liar (tanaman gulma) yang tumbuh dengan cepat di lahan–lahan basah, ladang, dan persawahan di Indonesia.
Biasanya tanaman ini dibakar oleh para petani sebelum memulai menggarap lahan pertaniannya. Ada beberapa alasan menggunakan serat bambu air (Thypa angiosfolia) menjadi bahan baku kertas diantaranya: pertama, keberadaan tanaman ini cukup melimpah di Indonesia khususnya di lahan basah; kedua, kerusakan hutan di Indonesia dan dunia semakin memperihatinkan karena sebagian kayunya digunakan sebagai bahan baku kertas; ketiga, tanaman ini memiliki keistimewaan pada batang dan daun yaitu seratnya halus, panjang dan kuat sehingga baik untuk bahan baku industri pembuatan kertas; dan keempat, tidak merusak lingkungan dan biaya yang diperlukan relatif murah.
Tujuan dari tulisan ini antara lain mendeskripsikan potensi tanaman bambu air sebagai bahan baku kertas; mengetahui pemafaatan bambu air (Thypa angustifolia) selama ini oleh masyarakat; menganalisis hubungan pemanfaatan serat bambu air (Thypa angustifolia) menjadi kertas bisa dengan laju kerusakan hutan di Indonesia; dan mendeskripsikan teknik pembuatan kertas dari serat bambu air (Thypa angustifolia).
Adapun metode yang digunakan dalam mengumpulkan data adalah melalui metode Studi Pustaka (Literatur), dan penelusuran data dan informasi melalui internet, observasi dan wawancara ke lapangan dengan mendatangi salah satu daerah yang memiliki persebaran tanaman bambu air yang dekat dengan tempat penulis yaitu di danau tamblingan, Singaraja (tanggal 23 Desember 2007), kemudian data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif. Ada beberapa tahap dalam penyusunan karya tulis ini yakni tahap persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap akhir.

Dari dari hasil analisis data di atas dapat ditarik beberapa simpulan diantaranya: Tanaman bambu air (Thypa angustifolia) berpotensi sebagai bahan baku kertas; Selama ini bambu air (Thypa angustifolia) sebagian kecil dimanfaatkan sebagai tanaman hias oleh masyarakat, sebagian dibakar oleh para petani terutama yang tumbuh di areal pertanian dan sebagian besar tumbuh liar; Adanya hubungan antara pemanfaatan serat bambu air menjadi kertas dengan laju kerusakan hutan di Indonesia; Teknik pembuatan kertas dari serat bambu air bisa dilakukan dengan menggunakan soda api (NaOH).

Rekomendasi yang diajukan adalah masyarakat dan pemerintah Indonesia seharusnya lebih mengoptimalkan pemanfaatan bambu air menjadi suatu barang dan jasa agar lebih bernilai ekonomis salah satunya menjadi kertas.

Kimia Dahsyat

  • definisi-definisi protopektin
  • hubungan sidik jari dengan koloid
  • jenis koloid (sabun)
  • defenisi protopektin
  • cara kerja manometer u
  • kesimpulan praktikum ekstraksi minyak atsiri
  • penjelasan koloid kecap
  • pengertian elektroforesis
  • pengertian dan fungsi dari BOD
  • laporan tentang titrasi kompleksometri

Tidak ada komentar:

Posting Komentar