Rabu, 09 Mei 2012

Artikel Kimia

Artikel Kimia


Penanganan Tumpahan Bahan Kimia Oksidator

Posted: 08 May 2012 11:07 PM PDT

Penanganan Tumpahan, Penanganan Limbah dan kebakaran akibat bahan kimia oksidator akan menjadi pokok pembahasan kita kali ini.

Penanganan dan Pembuangan Tumpahan Bahan Oksidator

Limbah adalah sesuatu yg akan dibuang, bahan-bahan kimia merupakan limbah yg sebelum dibuang perlu dilakukan pemilahan t’lebih dahulu agar lingkungan tdk t’lalu berat mengolah limbah.

Menurut Saputra (2008), secara umum metoda pembuangan limbah laboratorium terbagi atas empat metoda, yaitu:

  1. Pembuangan lgsg dr laboratorium
  2. Dgn pembakaran t’buka.
  3. Pembakaran dlm insenerator
  4. Dikubur didlm tanah

Pembuangan Limbah Cair Bahan Kimia Oksidator

Bahan kimia oksidator, biasanya berupa larutan dr garam yg bersifat oksidator misalnya KMnO4, K2Cr2O7, H2SO4 pekat dan HNO3, membuang bahan diencerkan dahulu baru dan dibuang kesaluran air dgn air yg mengalir. Khusus untuk senyawa asam dinetralkan dahulu sebelum dibuang ke saluran air. Untuk bahan oksidan yg berupa asam ini sebenarnya bisa lgsg digunakan kembali dgn cara menganalisisnya dahulu.

Pembuangan Limbah Padat Bahan Kimia Oksidator

Bahan Kimia Oksidator, Bahan kimia padat yang oksidan dan atau eksplosif adalah senyawa nitrat, permanganat, klorat, dikromat, cara membuangnya dgn cara menimbunnya dlm tanah.

Penanganan Kebakaran Akibat Bahan Kimia Oksidator
  • Jika apinya kecil, maka lakukan pemadaman dgn Alat Pemadam Api Ringan (APAR).
  • Matikan sumber listrik/ gardu utama agar listrik tdk mengganggu upaya pemadaman kebakaran.
  • Lokalisasi api supaya tidak merember ke arah bahan mudah terbakar lainnya.
  • Jika api mulai membesar, jgn mencoba-coba untuk memadamkan api dengan APAR. Segera panggil mobil unit Pertolongan Bahaya Kebakaran (PBK) yang terdekat.
  • Bersikaplah tenang dlm menangani kebakaran, dan jgn mengambil tidakan yg membahayakan diri sendiri maupun orang lain.

Kelarutan Hidrogen dan Karbon Monoksida dalam Air

Posted: 08 May 2012 11:05 AM PDT

Kelarutan hydrogen dan karbon monoksidaa dalam air, oktena, toluene dan nonanal dalam range 298-373 K dan tekana 0,5-1,5 MPa telah dipelajari.
Hasil eksperimen kelarutan H2 dan CO pada 353 K, 363 K, dan 373 K ditentukan menggunakan metode absorpsi sebagai fungsi dari tekanan gas dalam pelarut. Hasil eksperimen dibandingkan dengan teori prediksi dari kelarutan dan diperoleh kesamaan dengan kesalahan relatif rata-rata 2,6%.

Contoh Eksperimen Kelarutan Air

Sejumlah volume pelarut dimasukkan ke dalam autoclave dan dipanaskan hingga temperatur yang diinginkan. Setelah kesetimbangan termal tercapai, ruang kosong dalam reactor dengan hati-hati dituangkan gas dan zat pemberi tekanan hingga level tertentu. Campuran kemudian diaduk selama 10 menit untuk mengimbangkan fasa cair dalam gas. Tekanan dalam autoclave berubah hingga mencapai tekanan konstan, yang menunjukkan fasa cair telah mencapai titik jenuh. dari tekanan awal hingga akhir yang terbaca, kelarutan dihitung dalam fraksi mol. Eksperimen ini diulang sebanyak tiga kali.

Kelarutan hydrogen dan karbon monoksida dalam air, oktena dan nonanal dihitung pada 353 K, 363 K dan 373 K dalam tekanan 0,5-1,5 MPa. Pengaruh tekanan ditemukan linear untuk setiap sistem.  Dibawah ini merupakan tabel kelarutan hydrogen dan karbon monoksida dalam berbagai pelarut, yang dihitung berdasarkan hukum Hendry : KH = P/c (MPa m3/kmol)

Dimana P adalah tekanan parsial gas terlarut dan c adalah konsentrasi gas terlarut dalam pelarut.
Kelarutan secara teori dihitung menggunakan hukum Hendry, yaitu :
  • Dimana x2 adalah fraksi mol gas terlarut dalam fasa cair. F2L dan f20 adalah fugasitas gas murni.  adalah fraksi mol pelarut; v2 adalah volume molar cairan pada gas terlarut; δ1 dan δ2 adalah parameter kelarutan untuk pelarut dan gas terlarut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar