Kamis, 17 November 2011

Artikel Kimia

Artikel Kimia


Inokulum Kapang

Posted: 17 Nov 2011 11:13 AM PST

Sebagian besar kapang yang penting dibidang industri mampu membentuk spora aseksual. Karena itu dalam pembuatan inokulum kapang biasanya digunakan suspensi spora sebagai starter.

Pembentukan spora kapang pada media agar

Pembentukan spora kapang dapat berlangsung pada media agar yang sesuai, tetapi diperlukan luas permukaan yang besar untuk menghasilkan spora dalam jumlah banyak. Karena itu telah diterapkan teknik "roll-bottle" untuk memproduksi spora kapang. Melalui teknik "roll-bottle" ini, 300 mL medium yang mengandung  medium agar sebanyak  3% dimasukkan ke dalam botol silinder yang volumenya 1 liter. Setelah disterilkan dan didinginkan sampai suhu 45 , kemudian botol diputar dengan alat pemutar (roller-mill) sehingga medium agar dapat melapisi permukaan botol bagian dalam. Selanjutnya botol diinokulasikan dengan suspensi spora kapang dan diinkubasikan.

Pembentukan spora kapang pada media padat

Pembentukan spora kapang pada media padat  terutama dipengaruhi oleh jumlah air yang ditambahkan pada biji-bijian sebelum disterilkan dan kelembapan udara selama pembentukan spora. Pada umumnya pembentukan spora terjadi pada kelembaban udara yang tinggi.

Pembentukan spora kapang dalam kultur terendam (Submerged Cultur)

Salah satu contoh penerapan teknik kultur terendam untuk memproduksi inokulum ialah seperti pada proses fermentasi grisiofulvin oleh kapang Penicillium patulum.Spora kapang P. Patulum akan terbentuk pada konsentrasi nitrigen antara 0,05 dan 0,1 persen (w/v) dengan aerasi yang sesuai. Pada aerasi rendah maka konsentrasi nitrogen yang diperlukan untuk pembentukan spora yang rendah. Jadi, terdapat hubungan antara tingkat pemberian aerasi dan konsetrasi nitrogen dalam pembentukan spora P. Patulum.

Rhodes, et al (1957) menyatakan bahwa suspensi spora yang diperoleh melalui teknik kultur terendam dapat langsung diinokulasikan kedalam medium fermentasi produksi, atau terlebih dahulu ditumbuhkan kedalam medium inokulum agar supaya spora bergerminasi  membentuk sel-sel vegetatif

Inokulum Bakteri

Posted: 17 Nov 2011 07:09 AM PST

Tujuan utama pembuatan inokulum untuk fermentasi menggunakan bakteri ialah menyediakan inokulum yang berada dalam keadaan aktif sehingga dapat mempersingkat fase adaptasi pada waktu fermentasi.

Kondisi Inokulum

            Lamanya fase adaptasi dipengaruhi oleh volume inokulum dan kondisi fisiologinya. Untuk bakteri pembentuk spora, inokulum juga dipengaruhi oleh lamanya fase adaptasi. Karena itu, inokulum bakteri sebaiknya diinokulasikan ke dalam medium fermentasi pada saat sel aktif melakukan metabolisme. Fase adaptasi dapat dikurangi sampai serendah-rendahnya jika komposisi medium inokulum yang digunakan sama dengan komposisi medium fermentasi.

Penggunaan Inokulum

            Dalam proses fermentasi untuk memproduksi vinegar, penggunaan inokulum yang berada dalam keadaan sangat aktif merupakan faktor yang menentukan. Bakteri asam asetat yang digunakan dalam proses produksi vinegar bersifat aerob yang sangat sensitif terhadap kekurangan oksigen. Untuk menghindari adanya gangguan selama proses fermentasi, sel-sel bakteri pada akhir proses fermentasi digunakan sebagai inokulum dalam proses fermentasi berikutnya.

            Fase adaptasi dalam proses fermentasi untuk memproduksi enzim yang dihasilkan oleh bakteri juga perlu dikurangi sampai serendah mungkin. Aunstrup (1974), membuat inokulum Bacillus subtilis untuk memproduksi enzim protease, melalui dua tahap, yaitu pada tahap pertama inokulum ditumbuhkan pada medium padat atau cair selama 1-2 hari. Kemudian dipindahkan ke dalam fermentor inokulum dan dibiarkan tumbuh sampai sepuluh (10) generasi sebelum diinokulasikan ke dalam fermentor produksi. Sedangkan Beech (1952), membuat inokulum Clostridium acetobutylicum, yaitu galur bakteri anaerob yang digunakan untuk memproduksi aseton dan butanol.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar