Selasa, 17 April 2012

Artikel Kimia

Artikel Kimia


Pengaruh Teh pada Kesehatan

Posted: 17 Apr 2012 08:28 AM PDT

Pengaruh Teh pada Kesehatan

Pengaruh positif teh pada kesehatan:

  • Efek antibiotik. Teh memang memiliki sifat antibiotik karena mencegah tahap tertentu dalam proses replikasi DNA bakteri.
  • Kerusakan kulit karena ultraviolet. Ekstrak teh hijau (EGCG) yang diberikan sesuai dosis dapat melindungi kerusakan kulit yang disebabkan oleh UVA dan UVB yaitu penuaan oleh cahaya dan karsinogenesis.
  • Meningkatkan sensitivitas insulin dan toleransi glukosa.
  • Meningkatkan ketahanan tubuh saat latihan dengan meningkatkan metabolisme lemak.
  • Membuat lebih terjaga, sama halnya dengan kopi.
  • Meningkatkan kekebalan tubuh.
  • Mengurangi kemungkinan mengalami gangguan kognitif.
  • Mengurangi stress
  • Mengurangi pengaruh HIV. Sebuah studi yang muncul dalam Journal of Allergy and Clinical Immunology menyatakan kalau epigallocatechin gallate (EGCG) yang ditemukan dalam teh hijau dapat menghambat pengikatan HIV dan dapat dipakai sebagai terapi komplementer bagi pasien HIV, namun ditekankan kalau "ia bukan penyembuh, dan bukan pula cara yang aman untuk menghindari infeksi, namun, kami menyarankan kalau ia dapat dikombinasikan dengan obat konvensional untuk meningkatkan kualitas hidup mereka yang terinfeksi." Ini adalah studi in vitro (tabung uji), bukan studi in vivo, yang hanya menguji pengaruh kimiawi dalam teh hijau. "Banyak zat yang ditunjukkan mencegah infeksi HIV dalam tabung uji ternyata tidak memiliki efek atau hanya memiliki efek kecil di dunia nyata, sehingga saya rasa masih jauh untuk menyimpulkan kalau teh hijau melindungi terhadap infeksi HIV."
  • Mengurangi dampak dari pendarahan usus
  • Mencegah bau mulut
  • Mencegah kerusakan tubuh oleh gangguan kelebihan besi (hemochromatosis)
  • Mengurangi kemungkinan terkena penyakit Parkinson. Hal ini karena kandungan kafein dalam teh.
  • Meningkatkan daya ingat jangka pendek. Hal ini karena kandungan kafein dalam teh.
  • Meningkatkan kinerja atletik. Hal ini karena kandungan kafein dalam teh.
  • Mengurangi keparahan dan durasi sakit kepala. Hal ini karena kandungan kafein dalam teh.
  • Membantu mencegah gejala asma. Hal ini karena kandungan kafein dalam teh.
  • Mengurangi gangguan tidur. Para peneliti Universitas Louisville melaporkan kalau fenolik teh hijau dapat menahan penurunan kognitif yang muncul karena apnea tidur obstruktif, dalam edisi Mei 2008 American Journal of Respiratory and Critical Care Medicine. Para peneliti memeriksa pengaruh fenolik teh hijau ynag diberikan bersama air minum, pada tikus yang secara berselang dikurangi oksigennya dalam siklus malam 12 jam, meniru hipoksia berkala pada manusia yang mengalami OSA.
  • Mengurangi infeksi bakteri dan jamur.
  • Membantu mengurangi dampak keracunan bisa ular.
  • Mengurangi resiko terkena stroke
  • Mengurangi resiko terkena serangan jantung. Mencampur teh dengan susu dapat menghilangkan khasiat teh ini.
  • Menyembuhkan kutil di alat kelamin dan anus. Sinecatechin, sebuah ektrak dari teh hijau ditunjukkan efektif dalam merawat kutil di daerah anus dan kelamin dalam sebuah eksperimen acak buta ganda pada lebih dari 500 subjek. Subjek diberikan minyak ynag mengandung sinecatechin (kelompok perawatan) atau plasebo (kelompok kontrol) pada daerah yang terpengaruh selama 4 bulan, dan diikuti 3 bulan setelah perawatan. Lebih dari separuh subjek dalam kelompok perawatan (57%) mengalami kesembuhan penuh kutil mereka, dibandingkan hanya sepertiga (34%) dalam kelompok kontrol. 78% pasien dalam kelompok perawatan mengalami setidaknya 50% perbaikan pada kutil mereka. Jumlah yang dibutuhkan untuk perawatan adalah 4-5 pasien. Perawatan dengan ekstrak teh hijau ditoleransi dengan baik dengan sedikit efek samping.
  • Mengurangi depresi. Dalam studi Jepang, konsumsi teh hijau berbanding terbalik dengan gangguan psikologis bahkan setelah pemeriksaan faktor-faktor lain yang mungkin. Konsumsi teh hijau berasosiasi dengan rendahnya gejala depresi pada studi lain di Jepang. Para peneliti melakukan studi cross-sectional pada individu manula Jepang yang bersosialisasi di masyarakat dengan usia 70 tahun. Prevalensi gejala depresi parah dan sedang adalah 20,2% dan 34,1%. Setelah penyetelan faktor-faktor lain, rasio yang disarankan untuk tidak depresi adalah 1 cangkir per hari, depresi sedang perlu 2 hingga 3 cangkir sehari, dan depresi parah butuh 4 cangkir sehari.
  • Mengurangi rasa sakit akibat rematik
  • Mengurangi berat badan dan kolesterol

Penyakit yang masih diragukan dapat dipengaruhi oleh teh:

Kanker payudara dan prostat. Hal ini didasarkan pada studi bulan Juli 2005, yangberupa tinjauan klaim yang dibuat mengenai manfaat kesehatan dari teh hijau. Peneliti Food and Drug Administration AS menyimpulkan kalau teh hijau tidak menyebabkan berkurangnya resiko kanker prostat dan payudara. FDA mengatakan kalau bukti yang ada tidak mendukung klaim kesehatan atas konsumsi teh hijau dengan berkurangnya resiko kanker. Studi lain menemukan hubungan adanya hubungan positif dengan penyembuhan kanker sehingga status teh sebagai perawatan untuk kanker masih kontroversial.

Pengaruh negatif teh pada kesehatan:

Meningkatkan resiko osteofluorosis dan patah tulang karena membuat tulang menjadi lebih kaku.
Meningkatkan resiko terkena penyakit Alzheimer karena kandungan aluminium dalam teh
Karena mengandung kafein (separuh dari kafein yang dikandung kopi), semua efek samping kafein juga dapat dirasakan oleh peminum teh. Efek samping yang paling jelas adalah sulit tidur.
Teh mengandung oksalat, konsumsi berlebihnya dapat menyebabkan batu ginjal, serta pengikatan kalsium bebas di tubuh; mineral lain juga dapat terikat olehnya. Ketersediaan oksalat dalam teh memang rendah sehingga dampak negatif membutuhkan jumlah konsumsi teh yang besar.
Meningkatkan resiko kerusakan hati. Hal ini karena kemungkinan flavonoid, suatu zat dalam teh, menumpuk di pembuluh darah.

Sumber:

Wikipedia. Health Effects of Tea.

Pengaruh Teh pada Kesehatan

Buah Stroberi Melindungi Lambung dari Alkohol

Posted: 17 Apr 2012 02:25 AM PDT

Buah Stroberi Melindungi Lambung dari Alkohol

Dalam sebuah percobaan pada tikus, para peneliti Eropa telah membuktikan bahwa memakan buah stroberi dapat mengurangi bahaya yang disebabkan alkohol pada membran mukosa lambung. Dipublikasikan dalam jurnal akses terbuka PLoS ONE, penelitian ini dapat berkontribusi untuk meningkatkan pengobatan ulkus lambung.

Tim riset dari Italia, Serbia dan Spanyol telah mengkonfirmasi efek perlindungan yang dimiliki stroberi pada perut mamalia yang telah rusak akibat alkohol. Para ilmuwan memberi etanol (alkohol etil) pada tikus laboratorium dan menunjukkan bahwa selaput lendir lambung yang sebelumnya melumat ekstrak stroberi mengalami hanya sedikit kerusakan.

Sara Tulipani, peneliti dari Universitas Barcelona (UB) dan penulis pendamping studi ini menjelaskan bahwa "efek positif dari stroberi tidak hanya terkait dengan kapasitas antioksidan dan kandungan tinggi senyawa fenolik (anthocyans) namun juga pada fakta bahwa buah ini mengaktifkan pertahanan antioksidan dan enzim tubuh. "

Kesimpulan dari studi ini menyatakan bahwa dengan sering mengkonsumsi stroberi dapat memiliki efek yang menguntungkan dalam mencegah penyakit lambung yang berkaitan dengan generasi radikal bebas atau spesies oksigen reaktif. Buah ini bisa memperlambat pembentukan ulkus lambung pada manusia.

Gastritis atau peradangan pada selaput lendir lambung tidak saja berkaitan dengan konsumsi alkohol namun juga bisa disebabkan oleh infeksi virus atau oleh obat anti-inflamasi (seperti aspirin) atau obat yang digunakan untuk melawan bakteri Helicobacter pylori.

Maurizio Battino, koordinator kelompok riset di Universitas Politeknik Marche (UNIVPM, Italia) menunjukkan bahwa "dalam kasus ini, konsumsi stroberi selama atau setelah patologi dapat mengurangi kerusakan selaput lendir lambung."

Kurang ulserasi setelah mengkonsumsi stroberi

Tim riset menemukan bahwa ulserasi menjadi berkurang dalam perut tikus-tikus yang makan ekstrak stroberi (40 mg/hari per kilo berat badan) selama 10 hari sebelum diberikan alkohol.

Battino menekankan bahwa "penelitian ini tidak dipahami sebagai cara untuk mengurangi efek mabuk, melainkan sebagai suatu cara untuk menemukan molekul dalam membran perut yang melindungi terhadap efek merusak dari agen yang berbeda."

Pengobatan untuk ulkus dan patologi lambung lainnya saat ini memerlukan obat pelindung baru yang memiliki sifat antioksidan. Senyawa-senyawa yang ditemukan dalam stroberi bisa menjadi jawabannya.

Kredit: Plataforma SINC
Jurnal: José M. Alvarez-Suarez, Dragana Dekanski, Slavica Ristic, Nevena V. Radonjic, Nataša D. Petronijevic, Francesca Giampieri, Paola Astolfi, Ana M. González-Paramás, Celestino Santos-Buelga, Sara Tulipani, José L. Quiles, Bruno Mezzetti, Maurizio Battino. Strawberry Polyphenols Attenuate Ethanol-Induced Gastric Lesions in Rats by Activation of Antioxidant Enzymes and Attenuation of MDA Increase. PLoS ONE, 2011; 6 (10): e25878 DOI: 10.1371/journal.pone.0025878

Buah Stroberi Melindungi Lambung dari Alkohol

Ilmuwan Memodifikasi HIV agar Tidak Mampu Menyerang Sistem Kekebalan

Posted: 16 Apr 2012 08:22 PM PDT

Ilmuwan Memodifikasi HIV agar Tidak Mampu Menyerang Sistem Kekebalan

Para peneliti dari Johns Hopkins telah memodifikasi HIV (human immunodeficiency virus) dengan cara membuatnya tidak lagi mampu menekan sistem kekebalan tubuh. Dalam laporan yang dipublikasikan online 19 September dalam jurnal Blood, mereka menyebut bahwa hal ini bisa menghapus rintangan utama dalam pengembangan vaksin HIV dan mengarah pada pengobatan baru.

"Hal tentang HIV adalah menurunkan respon kekebalan tubuh, bukan memicunya, sehingga sulit untuk mengembangkan vaksinnya," kata David Graham, Ph.D., asisten profesor molekul dan patobiologi dan obat-obatan komparatif. "Kami sekarang sepertinya memiliki cara untuk menghindari penghalang ini," tambahnya.

Biasanya, ketika sel-sel sistem kekebalan tubuh terserang virus, mereka mengirimkan alarm dengan melepaskan zat kimia yang disebut interferon untuk memperingatkan seluruh tubuh akan adanya infeksi virus. Namun, ketika sel-sel kekebalan menghadapi HIV, mereka melepaskan interferon terlalu banyak, sehingga menjadi kewalahan dan menutup respon untuk melawan virus berikutnya.

Para peneliti telah belajar dari penelitian lain bahwa ketika sel-sel kekebalan tubuh manusia (sel darah putih) kehabisan kolesterol, HIV tidak bisa lagi menginfeksi mereka. Ternyata selubung yang mengelilingi dan melindungi genom HIV juga kaya dengan kolesterol, mengarahkan tim riset Johns Hopkins untuk menguji apakah HIV yang kurang kolesterol juga masih bisa menginfeksi sel.

Sebuah model HIV yang menunjukkan organisasi kolesterol membran yang terkait (warna kuning). (Kredit: Johns Hopkins Medical Institutions/Jenny Wang)

Para peneliti memasukkan HIV dengan bahan kimia yang bisa menghilangkan kolesterol dari selubung virus. Kemudian mereka memasukkan HIV yang sudah berkurang kolesterolnya ini ke dalam sel-sel kekebalan tubuh manusia yang bertumbuh dalam tabung kultur, serta mengukur bagaimana sel-sel tersebut meresponnya. Hasilnya, sel-sel yang terkena HIV kurang-kolesterol tidak melepaskan interferon, sedangkan sel-sel yang terpapar HIV normal melepaskan interferon.

"Pengubahan HIV tidak membanjiri sistem dan alih-alih memicu respon imun bawaan untuk bereaksi, sepertinya ini melakukannya pada setiap pertemuan virus pertama," kata Graham.

Selanjutnya, para peneliti memeriksa apakah HIV kurang-kolesterol mengaktifkan respon imun adaptif – respon yang membantu tubuh mengingat patogen spesifik jangka panjang sehingga tubuh mengembangkan imunitas dan melawan infeksi di masa depan. Untuk melakukannya, mereka menempatkan HIV normal atau yang kurang kolesterol pada sampel darah, yang berisi semua sel berbeda yang diperlukan untuk respon imun adaptif.

Lebih spesifik lagi, mereka menguji sampel darah dari orang yang sebelumnya sudah terkena HIV untuk melihat apakah darah mereka mampu menunggangi respon imun adaptif. Sampel darah yang digunakan berasal dari 10 orang positif HIV dan dari 10 orang sehat yang berulang kali dipaparkan HIV. Saat HIV kurang-kolesterol dipaparkan pada darah yang tidak terinfeksi dalam tabung, sel-sel respon imun adaptif bereaksi terhadap virus. Dengan mengubah virus, para peneliti mampu membangkitkan kembali respon sistem kekebalan terhadap HIV dan meniadakan sifat-sifatnya, jelas Graham.

"Selain aplikasi vaksin, penelitian ini juga membuka jalan bagi pengembangan obat untuk menyerang selubung virus HIV sebagai terapi tambahan terhadap promosi deteksi virus pada sistem kekebalan tubuh," kata Graham.

Penelitian ini didukung pendanaan dari Wellcome Trust dan Institut Kesehatan Nasional.

Kredit: Johns Hopkins Medical Institutions
Jurnal: A. Boasso, C. M. Royle, S. Doumazos, V. N. Aquino, M. Biasin, L. Piacentini, B. Tavano, D. Fuchs, F. Mazzotta, S. Lo Caputo, G. M. Shearer, M. Clerici, D. R. Graham. Over-activation of plasmacytoid dendritic cell inhibits anti-viral T-cell responses: a model for HIV immunopathogenesis. Blood, 2011; DOI: 10.1182/blood-2011-03-344218

Ilmuwan Memodifikasi HIV agar Tidak Mampu Menyerang Sistem Kekebalan

Pengaruh Zat Kimia Pada Wanita Hamil

Posted: 16 Apr 2012 03:16 PM PDT

Pengaruh Zat Kimia Pada Wanita Hamil

Berbagai racun memberikan bahaya pada janin saat perkembangan. Sebuah studi tahun 2011 menemukan kalau hampir semua wanita hamil AS membawa zat kimia ganda, termasuk beberapa yang terlarang sejak tahun 1970an pada tubuh mereka. Para peneliti mendeteksi bifenil poliklorinat, pestisida organoklorin, senyawa perflorinat, fenol, eter difenil polibrominat, phthalat, hidrokarbon aromatik polisiklik, PBDE perklorat, senyawa yang digunakan sebagai pemadam api, dan dikloro difenil trikloroetane (DDT), sebuah pestisida yang dilarang di AS tahun 1972, dalam tubuh 99 hingga100 persen wanita hamil yang diuji. Bisfenol A (BPA) ditemukan dalam 96 persen wanita yang disurvey. Beberapa kimiawi berkonsentasi sama berasosiasi dengan efek negatif pada anak dari studi lain dan diduga paparan pada kimiawi tersebut dapat berpengaruh lebih besar daripada paparan hanya satu zat saja.

Pencernaan alkohol pada saat hamil dapat menyebabkan sindrom alkohol janin, sebuah sindrom gangguan lahir yang permanen dan kadang berbahaya. Sejumlah studi telah menunjukkan kalau minum-minuman keras dalam ukuran ringan hingga sedang saat hamil memang tidak berpengaruh nyata pada janin, namun agar benar-benar aman wanita hamil tidak boleh minum alkohol sama sekali saat hamil.

Sejumlah studi juga menunjukkan kalau anak yang terpapar pada asap rokok sebelum lahir dapat menglami sejumlah gangguan perilaku, syaraf, dan fisik.

Unsur raksa dan metil raksa adalah dua bentuk air raksa yang dapat memberi resiko saat hamil. Metil raksa, sejenis pencemar makanan laut dan ikan air tawar, terkenal menghasilkan gangguan sistem syaraf berbahaya, khususnya pada saat perkembangan otak. Memakan ikan adalah sumber utama paparan raksa pada manusia dan sebagian ikan dapat mengandung cukup raksa untuk membahayakan sistem syaraf janin yang sedang berkembang, kadang membawa pada gangguan belajar. Raksa hadir pada banyak jenis ikan, namun paling banyak ditemukan pada ikan berukuran besar. Badan Obat dan Makanan serta Dinas Perlindungan Lingkungan AS menyarankan wanita hamil agar tidak memakan ikan pedang, hiu, makarel raja, dan ikan ubin, serta membatasi konsumsi tuna albacore hingga 6 ons atau kurang dalam seminggu.

Pusat Kesehatan Lingkungan Anak melaporkan studi yang menunjukkan kalau paparan pada polusi udara saat hamil berkaitan dengan kelahiran buruk seperti rendahnya berat lahir, bayi prematur, dan malformasi jantung. Busur darah bayi yang terpapar menunjukkan kerusakan DNA yang berhubungan dengan kanker. Studi lanjutan menunjukkan penundaan perkembangan pada usia tiga tahun, rendahnya skor tes IQ, dan meningkatnya masalah perilaku pada usia enam dan delapan tahun.

Menurut Pusat Pengendalian Penyakit AS, sistem syaraf janin yang berkembang rentan pada racun timbal. Racun syaraf diamati pada anak dari wanita yang terpapar karena kemampuan timbal melintasi halangan plasenta dan menyebabkan catat syaraf janin. Masalah khusus wanita hamil adalah penumpukan timbal di tulang dilepaskan ke darah saat hamil. Beberapa studi memberi bukti kalau paparan ibu hamil yang kecil pada timbal bahkan dapat menghasilkan gangguan intelektual dan perilaku pada anak.

Studi tahun 2006 menemukan kalau anak yang terpaparkan sebelum lahir pada insektisida klorpirifos memiliki perkembangan motorik dan mental yang buruk pada usia tiga tahun dan resiko masalah perilaku yang lebih tinggi. Studi tahun 2007 menggunakan model tikus menunjukkan kalau paparan pada hidrokarbon aromatik polisiklik  ketika lahir dan menyusui mengurangi jumlah sel telur di rahim anak perempuan yang dilahirkan hingga dua pertiga. Studi tahun 2009 pada wanita hamil yang terpaparkan tetrakloroetilen dalam air minum meningkatkan resiko gangguan katup oral dan tabung syaraf pada anak mereka. Studi tahun 2009 menemukan kalau paparan pralahir pada phthalates, senyawa kimia yang digunakan untuk plastik dalam banyak jenis produk perawatan pribadi, mainan anak, dan peralatan medis, mungkin menjadi faktor resiko lingkungan untuk berat lahir yang rendah pada anak. Studi tahun 2010 menemukan kalau paparan pralahir pada senyawa pemadam api bernama difenil eter polibrominat berasosiasi dengan efek perkembangan syaraf terhambat pada anak kecil.

Sumber

Wikipedia. Pregnancy.

Referensi lanjut

  1. Tracey J. Woodruff, Ami R. Zota, Jackie M. Schwartz. Environmental Chemicals in Pregnant Women in the US: NHANES 2003-2004. Environmental Health Perspectives, 2011; DOI: 10.1289/ehp.1002727
  2. Day NL (1992). "The effects of prenatal exposure to alcohol." Alcohol Health and Research World, 16(2), 328–244.
  3. Goodlett CR, Peterson SD (1995). "Sex differences in vulnerability to developmental spatial learning deficits induced by limited binge alcohol exposure in neonatal rats". Neurobiological Learning and Memory, 64(3), 265–275.
  4. Streissguth AP, et al. (1994). "Prenatal alcohol and offspring development: the first fourteen years". Drug and Alcohol Dependence, 36(2), 89–99.
  5. Harvard.edu. Prenatal Exposure to Mercury From a Maternal Diet High in Seafood Can Irreversibly Impair Certain Brain Functions in Children
  6. March of Dimes. Environmental risks and pregnancy
  7. Alan Mozes Exposure to Common Pollutant in Womb Might Lower IQ
  8. Protecting Workers Exposed to Lead-based Paint Hazards : A Report to Congress
  9. Exposures To Insecticide Chlorpyrifos In Pregnancy Adversely Affect Child Development, Study Finds
  10. Environmental Toxins May Limit Fertility In Offspring
  11. Zhang Y, PhD, Lin L, MD, Cao Y, PhD, Chen B, MD, Zheng L, MSC, Ge R, MD. Phthalate Levels and Low Birth Weight: A Nested Case-Control Study of Chinese Newborns. Journal of Pediatrics, DOI: 10.1016/j.jpeds.2009.04.007 /li>

Pengaruh Zat Kimia Pada Wanita Hamil

Tidak ada komentar:

Posting Komentar